Borneohits.com – Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah pada 2025 turut berdampak pada agenda tahunan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), yakni Festival Budaya Habaring Hurung yang terpaksa ditiadakan tahun ini.
“Karena ada efisiensi anggaran sementara Festival Budaya Habaring Hurung ditiadakan, adapun untuk agenda lainnya kami upayakan agar tetap bisa terlaksanakan dengan menyesuaikan kondisi anggaran yang ada,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kotim Bima Ekawardhana di Sampit, Kamis (1/5/2025) dilansir Antara.
Ia menjelaskan, Festival Budaya Habaring Hurung adalah sebuah acara tahunan yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur melalui Disbudpar, yang bertujuan untuk melestarikan budaya Dayak dan meningkatkan pariwisata.
Festival ini menampilkan berbagai seni dan olahraga tradisional, serta permainan dan makanan khas daerah, seperti sepak sawut, mangenta, mangaruhi, melamang, manetek kayu, manyipet, dayung tradisional, besei kambe, lawang sakepeng, balogo dan lainnya.
Kegiatan ini juga sebagai ajang seleksi perwakilan Kotim untuk mengikuti Festival Budaya Isen Mulang Provinsi Kalimantan Tengah. Namun, karena terbatasnya anggaran pasca efisiensi, sehingga untuk tahun ini Festival Budaya Habaring Hurung tidak bisa digelar.
Kendati demikian, Bima menyebut Kotim akan tetap mengirimkan perwakilan untuk mengikuti Festival Budaya Isen Mulang di Kota Palangka Raya yang dijadwalkan pada Mei 2025 ini. “Kita tetap mengirimkan perwakilan, tapi kita tunjuk dari pemenang tahun lalu dan itupun tidak semua cabang lomba bisa kita ikuti karena mempertimbangkan kondisi keuangan kita,” ujarnya.
Ia melanjutkan, dengan ditiadakannya Festival Budaya Habaring Hurung tentu berdampak pada upaya pemerintah daerah untuk melestarikan kesenian dan budaya daerah.
Kegiatan ini selain menyajikan tontonan bagi masyarakat juga untuk memperkenalkan apa saja kesenian dan budaya daerah yang menjadi kekayaan sekaligus identitas bagi Kotim, khususnya kepada anak-anak yang merupakan generasi muda.
Oleh karena itu, ia berharap agar tahun depan Festival Budaya Habaring Hurung bisa kembali digelar dan Kotim pun bisa mengirimkan perwakilan serta mengikuti cabang lomba untuk Festival Budaya Isen Mulang secara maksimal.
“Insya Allah, kita doakan saja semoga tahun depan anggarannya tersedia sehingga Festival Budaya Habaring Hurung kembali diadakan. Karena ini juga upaya kita untuk melestarikan kesenian dan budaya daerah dan menunjukkan ke masyarakat bahwa itu masih eksis,” ucapnya.
Ia menambahkan, meskipun Festival Budaya Habaring Hurung sementara ditiadakan, namun upaya untuk melestarikan kesenian dan budaya daerah tak sepenuhnya terhenti.
Ia menyebut, masih ada Museum Kayu Sampit yang menyimpan berbagai karya seni maupun benda yang menggambarkan kondisi dan budaya masyarakat Kotim di masa lalu yang bisa menjadi bahan pembelajaran tentang seni dan budaya lokal.
“Untuk itu kami mendorong sekolah-sekolah agar bisa mengajak atau mengirimkan muridnya untuk berkunjung ke Museum Kayu Sampit, jadi kita tetap bisa memberikan edukasi wisata sekaligus budaya,” kata Bima. (red)